Beberapa saat usai kabar eksekusi terpidana mati Bom Bali 1, warga Australia di Bali dan berbagai tempat menumpahkan perasaan. Bahkan masih ada yang berharap lebih dari itu
Travel warning yang diumumkan Pemerintah Australia menjelang eksekusi terpidana mati bom Bali I awal November lalu, nampaknya tak mempengaruhi wisatawan Australia berkunjug ke Pulau Bali.
Setidaknya ini yang dilakukan David, Sue Pritchard dan John Bown dari Brisbane. Mereka justru berangkat ke Pulau Dewata untuk liburan dan perayaan.
Bagi John Bown, yang sudah lima kali pergi ke Bali, adalah menggelikan pembunuh 200 nyawa tidak mendapatkan hukuman. Dengan perasaan gembira, Bown menceritakan bagaimana banyak perubahan terjadi setelah pelaksanaan eksekusi mati terpidana mati bom Bali 1.
Menurutnya, sebelum ini banyak orang hanya menutup mulut untuk bicara soal bom. Sekarang tidak lagi. " Sekarang mereka berbicara terus; saat sarapan di hotel, sopir taksi, semuanya kelihatannya mau berbicara,” ujarnya.
Sebagian warga Australia mengaku sangat gembira. Salah satu adalah Maria Kotronakis, salah satu korban Bom Bali yang kini tinggal di Sydney, Australia.
"Kami sangat senang... Kami telah menunggu-nunggu begitu lama untuk eksekusi ini," ujar wanita yang kehilangan dua orang saudara kandungnya, pada persitiwa itu, “ujarnya.
Hal senada diungkapkan seorang hakim di Australia Selatan, Brian Deegan, yang putranya juga tewas dalam serangan bom di Bali. Ia mengaku, kendati ia sangat menentang hukuman mati, namun untuk eksekusi Amrozi cs ia mengaku senanng. Baginya dengan keputusan eksekusi ini, akan menutup salah satu tahapan dalam hidupnya.
Tapi lain lagi dengan Peter Hughes, seorang korban selamat dan terlempar saat kejadian. Meski warga Perth yang telah menulis buku berjudul “Back From the Dead” ini memuji sikap pemerintah Indonesia dalam melaksanakan hukuman mati kepada Amrozi cs. Namun dirinya masih merasa kurang. Ia justru menginginkan Abubakar Ba’asyir diberi hukuman lebih berat.
“Ba’asyir perlu ditegur dan dikekang. Dia adalah master setan yang memimpin pembom. Dia bukan pemimpin pahlawan. dia melakukannya untuk dirinya sendiri,” ujarnya.