Penjelasan itu diungkapkan dua relawan yakni dr Jose Rizal Jurnalis SpOT, anggota Presidium MER-C Indonesia dan Ketua Presidium dr Sarbini Abdul Murad, Ahad (25/1)
Dalam perjalanan dari Kota Gaza, Palestina menuju Kota Rafah, perbatasan Jalur Gaza-Mesir, setelah sepekan (19-24/1) bertugas membantu penanganan korban yang luka akibat serangan Israel di rumah sakit (RS) As-Shifa Kota Gaza, pada Sabtu (24/1), dikemukakan inisiatif itu lahir dari perbincangan sejumlah dokter beberapa negara saat berada di RS itu.
Jose Rizal Jurnalis menjelaskan bahwa beberapa negara itu adalah Indonesia, Suriah, Turki, Sudah dan Aljazair, yang kemungkinan besar akan diikuti oleh beberapa negara lain, yang telah mengirimkan relawannya membantu menangani korban luka di sejumlah RS di Jalur Gaza.
Menurut dia, sebagai langkah awal, gagasan itu akan disampaikan kepada berbagai pihak di masing-masing negara pengirim relawan, dan setelah itu segera dilakukan semacam pertemuan guna mengkristalisasi gagasan itu menjadi wadah yang lebih kongkrit.
"Kita harapkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah pertama pertemuan guna mewujudkan gagasan itu menjadi sebuah kenyataaan, sehingga hal tersebut akan menjadi sebuah tindakan nyata kepedulian masyarakat antarbangsa," katanya.
Sedangkan Sarbini Abdul Murad menambahkan bahwa agenda kemanusiaan melalui aspek kesehatan itu diharapkan akan disambut oleh masyarakat antarbangsa, sehingga warga Jalur Gaza yang kini sedang menderita, baik karena layanan kesehatan rusak maupun persediaan obat-obatan yang masih terus dibutuhkan, dapat dibantu.
"Gagasan dari inisiatif ini sangat mulia, sehingga kita berharap tidak hanya kalangan medis saja yang peduli, namun juga pemerintah dan rakyat di masing-masing negara," katanya.
