Presiden Jokowi menuturkan, kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja. Semua negara sedang mengalami kesulitan. Setelah dihantam pandemi, kini dunia menghadapi kelangkaan energi dan pangan. Perang Rusia-Ukraina menambah parah keadaan.
"Kita tahu saat ini semua negara, semua negara, berada pada kesulitan ekonomi. Kesulitan ekonomi, semuanya karena baik karena pandemi COVID, disrupsi ekonomi, dan terakhir ditambah babak belur lagi karena perang. Sehingga semuanya menjadi tidak pasti, semuanya tidak bisa dihitung dengan angka-angka yang pasti," kata Jokowi saat memberi pengarahan dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3).
Dalam 2 pekan terakhir, Jokowi mengaku ditelepon oleh Presiden China Xi Jinping hingga Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Semuanya curhat soal kondisi dunia yang sedang kacau.
"Semua negara betul-betul pusing semua, dalam 2 minggu ini saya dapat telepon beberapa kepala negara/pemerintahan. Kemarin Presiden Macron telepon, sebelumnya Presiden Xi Jinping telepon, sebelumnya Perdana Menteri Justin Trudeau telepon, sebelumnya Kanselir Jerman baru telepon, semuanya sama. Bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita alami bersama. Baik karena kelangkaan energi, coba kita lihat naik yang dulu (harga minyak) hanya USD 50-60 per barel sekarang USD 118 per barel, 2 kali lipat," tuturnya.
Demi menjaga kondisi ekonomi di dalam negeri, Jokowi memerintahkan para pejabat negara agar menggunakan anggaran di APBN dan APBD untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Caranya dengan memprioritaskan pengadaan barang dan jasa buatan dalam negeri.
"Oleh sebab itu, yang paling gampang kita lakukan adalah bagaimana APBN, bagaimana APBD, anggaran BUMN itu bisa men-trigger pertumbuhan ekonomi kita sendiri. Caranya, ya kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli untuk bangga pada buatan kita sendiri, bangga buatan Indonesia," tutupnya. []
Sumber: Kumparan