majalahtabligh.com

Pelayanan Muhammadiyah Kepada Umat Bukan Hanya Sekedar Retorika



YOGYAKARTA – Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta pada, Rabu (5/10) menerima kunjungan dari Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia, kunjungan tersebut bertujuan untuk pembekalan bagi tenaga di Kemenag terkait dengan inovasi Muhammadiyah dalam melayani umat.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXII Tahun 2022. Pembimbing kelompok dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) Eli Fariani, menuturkan bahwa kegiatan ini untuk membekali peserta dalam melihat, mendalami dan menganalisis supaya bisa memberikan solusi dalam pelayanan umat.

“Kegiatan ini juga bertujuan membekali peserta dalam melihat, mendalami, dan menganalisis permasalahan dan kondisi nyata yang ada di PP Muhammadiyah. Mereka harus mampu memberikan solusi jika ada masalah yang belum bisa terpecahkan dalam melayani umat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam sambutannya mengatakan bahwa pelayanan Muhammadiyah kepada umat bukan hanya sekedar retorika, tetapi karya nyata untuk membawa kemajuan bersama. Terma moderasi, pluralism, kebhinekaan dan kemajuan diejawantahkan bukan hanya dilisankan.

“Kami menerjemahkan moderasi, pluralisme, kebinekaan dan kemajuan pun dengan berbuat nyata untuk membawa kemajuan bersama. Dan sebenarnya ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia,” ungkap Haedar.

Guru Besar Sosiologi ini menjelaskan bahwa, sumber radikalisme yang terjadi bukan hanya bersumber dari agama. Oleh karena itu, Haedar menyarankan supaya dalam memandang persoalan radikalisme harus adil. Sebab dia meyakini bahwa tidak ada satupun agama yang sepakat dengan tindakan-tindakan radikal.

“Contohnya konsep moderasi melawan radikalisasi. Hal tersebut perlu ada persamaan pemahaman terkait arti radikalisme. Sehingga tidak ada lagi kesan bahwa sumber radikalisme dan ekstrimisme itu hanya disebabkan oleh agama, tentu dari semua agama juga tidak bisa menerima hal tersebut,” ungkapnya.

Dalam konteks kemajemukan atau kebhinekaan Indonesia, menurutnya merupakan sumber potensi yang harus dirawat, dijaga dan dimanfaatkan dengan baik untuk kemajuan bersama. Sebab perbedaan itu wajar dan menjadi bagian dari Indonesia itu sendiri. Bangsa harus didorong untuk berpikiran maju, menyelesaikan masalah dengan damai, dialog dan cara-cara santun lain.

Terkait dengan relasi agama dan negara, Muhammadiyah memiliki konsep Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah. Darul ahdi atau negara kesepakatan tidak cukup bila tidak dibarengi dengan al-syahadah atau persaksian, tetapi juga negara sebagai tempat pembuktian untuk terlibat langsung mengatasi berbagai masalah dan ikut serta membangun bangsa Indonesia.

“Makanya jadikan Pancasila ini value berbangsa dan bernegara. Tapi harus ada penerjemahan bersama jangan sampai terlalu utopis, namun juga jangan terlalu teknis,” tutupnya. []

Sumber: Republika

 

Share on Google Plus

About PebisnisMuslim.com

Pebisnis Muslim News adalah situs informasi bisnis dan ekonomi Islam yang dikelola oleh Pebisnis Muslim Group.

0 Post a Comment: