BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin berharap kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raeisi ke Beijing, Selasa (14/2/2023) bisa meningkatkan kemitraan strategis yang lebih komprehensif.
Kementerian luar negeri China, mengkonfirmasi kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raeisi atas undangan Presiden China Xi Jinping, yang memulai lawatan mulai Selasa (14/2/2023) hingga Kamis (16/2/2023).
"Kunjungan Presiden Iran Raeisi ke China ini akan menjadi kunjungan pertama," kata Wang pada jumpa pers yang dilansir dari Xinhua, Senin (13/2/2023).
Kedua pemimpin negara akan mengadakan pembicaraan, bersama-sama merencanakan dan memimpin pengembangan hubungan bilateral di masa depan. Wang menyebut, kedua presiden juga akan bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama selama kunjungan.
Dalam pertemuan resmi dengan Presiden Raeisi, lanjut Wang, Perdana Menteri China Li Keqiang dan Li Zhanshu, ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, akan menemani Presiden Xi. "Masing-masing juga akan bertemu dengan Presiden Raeisi," kata Wang.
"China dan Iran menikmati persahabatan tradisional, dan merupakan pilihan strategis kedua belah pihak untuk mengkonsolidasikan dan mengembangkan hubungan China-Iran," katanya.
Di bawah kepemimpinan kedua presiden, hubungan China-Iran telah mempertahankan momentum perkembangan yang baik dalam beberapa tahun terakhir. Kedua belah pihak secara konsisten mengkonsolidasikan kepercayaan politik timbal balik, terus memajukan kerja sama praktis di berbagai bidang.
Hubungan kerjasama juga diperkuat dengan saling memelihara komunikasi dan koordinasi yang efektif dalam urusan internasional dan regional. "Kedua negara dengan tegas menjaga prinsip non-campur tangan dalam urusan dalam negeri dan kepentingan bersama negara-negara berkembang," ujar juru bicara Wang.
Dalam pertemuan intensif dengan pemimpin Iran, China berharap dapat bekerja sama sebagai kesempatan untuk mempromosikan pengembangan yang lebih besar dari kemitraan strategis komprehensif China-Iran. "Yakni dengan memainkan peran konstruktif dalam meningkatkan persatuan dan kerja sama negara-negara di Timur Tengah dan mempromosikan hubungan regional keamanan dan stabilitas," kata Wang. []
Sumber: Republika